Antara Liburan dan Tugas di Pulau Dewata - M. Abdul Rohman, SE, M.Sc(candidat)

Antara Liburan dan Tugas di Pulau Dewata



Antara Liburan dan KKN di Pulau Dewata-Liburan semester 6 adalah waktu berharga bagi mahasiswa Universitas Indonesia, pasalnya Universitas Indonesia memiliki kebijakan untuk tidak mewajibkan mahasiswa mengikuti Kuliah Kerja Nyata(KKN). Meskipun di UI ada KKN yang bersifat suka rela, namun saya memilih tidak mengikutinya. Sebagai anak ekonomi memiliki pemikiran bahwa opportunity cost liburan bagi mahasiswa UI itu sangat besar, karena liburan dianggap lebih berharga daripada mengikuti KKN. Bahkan banyak mahasiswa UI yang memilih untuk magang ketika liburan. Hal ini tidak akan kami sia-siakan kesempatan emas ini untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat. Namun demikian terkadang saya merasa iri dengan teman teman SMA yang kuliah di luar UI, mereka memiliki kegiatan KKN di daerah, tentunya mereka melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu,  Liburan semester ini saya mencoba mengikut penelitian daerah skaligus berwisata di pulau dewata Bali agar liburan ini tidak sia-sia. 

Penelitian daerah tahun ini adalah tentang keuangan inklusif di daerah bencana. Penelitian ini dilakukan di tiga Desa di Kabupaten Karang Asem Bali. Kegiatan ini berlangsung selama  tiga hari diadakan oleh Economica, yaitu sebuah organisasi jurnalis kampus FEB UI. Sebagai staff ahli di organisasi tersebut, saya merasa terpanggil untuk mengikuti kegiatan ini. Selama tiga hari ini memiliki banyak rangkaian kegiatan yang mengesankan. Sejak pertama kali datang di desa tersebut sudah disuguhi bencana alam gempa bumi, sempat tidak menyadari kalau itu adalah gempa bumi. Karena berbarengan dengan gempa bumi di Lombok.  Peserta tinggal tersebar di dua tempat yang berbeda yaitu di rumah pak lurah dan di sanggar kegiatan perempuan di Bali. Peserta kegiatan mengikuti rangkaian acara yang terdiri dari pelatihan pengisian kusisiner, pelatihan menanyai responden dengan baik, survey dilapangan dan membersihkan kuisiner. Selama menjadi surveyor saya mendapat pelajaran yang berharga dari warga disana. Saya mendapatkan responden yang memiliki tingkat religiusitas hindu sangat tinggi. Beliau dianggap warga Bali sebagai seorang kyai (dalam agama Islam) oleh warga setempat. Beliau mencoba memberikan nasihat sesuai ajaran dan kebudayaan  hindu di Bali. Pengalaman ini yang telah merubah persepsi ajaran agama Hindu. Ternyata persepsi ajaran agama Hindu saya selama ini salah dan oleh beliau mencoba untuk meluruskan. Beliau sempat membicarakan ajaran agama hindu secara detail kepada kami, utamanya substansi ajaran hindu itu sendiri tentang mengapa umat hindu menaruh sesajen dimana yang dianggap tempat itu disucikan, mengapa setiap rumah terdapat pura /tempat pemujaan. Selama didesa tersebut kami juga belajar kebudayaan warga Bali 

Kegiatan selanjutnya adalah menyusuri pulau dewata Bali, kami mengunjungi di beberapa destinasi wisata yaitu GWK (patung Garuda Wisnu Kencana) dan Pantai Uluwatu, pantai sanur dan lainnya. Setelah tiga hari melangsungkan kegiatan penelitian lapangan dilanjutkan berhiburan di pulau dewata. Destinasi wisata utama yang di kunjungan adalah pusat perbelajaan Bali kresna dan pantai sanur Bali. Di pantai ini kami hanya transit untuk menyewa  kendaraan roda dua. Kami memikirkan untuk mencari destinasi wisata Bali yang  unik dan menarik yaitu di GWK dan pantai Uluwatu. kami hanya diberi alokasi waktu oleh panitia kurang lebih 5 jam untuk menikmati destinasi wisata di Bali. Di patung besar ini kami sempat di suguhi tarian asal Bali, namun setelah sampai disana kami memilih mundur untuk masuk di destinasi ini karena waktu yang terbatas. Kemudian diteruskan menuju ke Pantai Uluwatu. Namun di tengah perjalanan terdapat insiden yang menegangkan, yaitu  rombongan kita tersesat, kehabisan bensin,   kesrempet mobil taxi, dan bersiteru dengan sopir taxi pada akhirnya sopir mobil tersebut minta ganti rugi untuk untuk mobilnya.  Bahkan ketika sebelum berangkat ada wawancara untuk menjadi asisten riset oleh mahasiswa Australia, namun semua itu dapat dijalani dengan baik. 

Ada satu cerita menarik ketika sampai di Uluwatu,  setiba disana saya belum menunaikan sholat ashar dan dhuhur. saya mencoba mencari tempat ibadah disana, namun saya tidak menemukannya. Kemudian saya mencari tempat yang layak untuk solat namun suasana yang sangat ramai dan banyak wisatawan asing akhirnya aku memutuskan untuk mencari di tempat warga. Beberapa warga saya menolak karena kebanyakan warga disana adalah umat hindu. Hingga aku tiba sebuah rumah makan dan saya meminta ijin untuk sholat diteras rumah makan tersebut. Dan ternyata warga tersebut adalah seorang muslim, sehingga aku dipersilahkaan untuk menunaikan sholat di retoran tersebut. Saya bersyukur bisa memperoleh warga muslim di Uluwatu tersebut. Setiba sholat saya bertemu dengan rombongan lagi yang bergegas untuk ke taman pantai Uluwatu. Mekipun hanya sebentar saja menikmati indahnya pantai saya sungguh menimati ketenangan berwisata disana. 

Kegiatan liburan semester ini sangat menyenangkan dan mengesankan. Lebih-lbaih saya mendapatkan kan kegiatan yang tidak sia-sia. Meskipun banyak insiden dan banyak cobaan yang menghadang. Namun semua itu menjadi bahan pembelajaran untuk lebih berhati-hati selama tinggal di daerah baru.  Banyak pelajaran berharga yang bisa aku ambil, tentang kesabaran, ketulusan, kepedulian, empathy, dan lainnnya. Bagiku perjalanan ini hanya sementara saja, yang lebih berat adalah perjalanan kehidupan kedepan masih lama dan melelahkan.  



Baca juga: